Hachiko: A Dog’s Story

“Ta, Ta, udah nonton 3 Idiots belum? Nonton gih, bagus!”, kata sang Mama.

Udah denger dan baca review-nya sih, di beberapa tempat. Dan katanya memang bagus, jadi akhirnya nonton deh. Yap, memang bagus! Lucu, tapi menyentuh, sampe bikin mata berkaca-kaca di beberapa adegan. Very recommended movie! ^^

Tapi tapi, kali ini gw bukan mau membahas tentang itu, hehe. Karena setelah itu sodara-sodara, ada yang lebih dahsyat lagi >.<

Sesaat setelah 3 Idiots selesai,

“Ta, Ta, yang ini juga bagus! Nonton gih, tapi jangan lupa siapin handuk”, kata sang Mama lagi.

Waduh, gw lagi pilek gini disuruh nonton film-film yang bikin tambah meler ^^; Tapi yasudahlah, toh tadi udah terlanjur berkaca-kaca matanya. Seperti judul postingan kali ini, filmnya berjudul Hachiko: A Dog’s Story. Ada om Richard Gere-nya loh ^^.

Hachi http://teaser-trailer.com

Yak, nonton ini bukan cuma sukses bikin mata berkaca-kaca, tapi udah mengalir kemana-mana, dan ingus pun berleleran, ahahahah :)) My mom is serious when she told me to go get a towel.

Film ini diangkat dari kisah nyata di Jepang. Tentang seekor anjing, bernama Hachi. Tanpa bermaksud spoiler, berikut gw kutip kisahnya.

Wanna know the story?? [spoiler]

Hachiko, a white male Akita, was born in Odate, Akita Prefecture in November 1923. Two months old, he was sent to the home of Professor Eizaburo Ueno in Tokyo. The Professor named the puppy Hachi and called him Hachiko. At that time, Professor Ueno’s residence was in a suburb of Tokyo in the vicinity of Shibuya Station, and he used the train from that station to the agricultural experimental station in Nishihara where he worked.

May 21, 1925, Hachiko was at Shibuya Station as usual, waiting for his master’s arrival on the four o’clock train. However, Dr. Ueno would not return this time since he tragedly had suffered a stroke and had died at the university. Hachiko was by then eighteen months old. The next day and for the next nine years, Hachiko returned to the station and waited for his beloved master before walking home, alone. Hachiko was sent to homes of relatives or friends, but he always continued to await his master, who was never to return, at the train station.

Nothing and no one could discourage Hachiko from maintaining his nightly vigil. It was not until he followed his master in death, in March l934, at the age of 11 years and 4 months, that Hachiko failed to appear in his place at the railroad station.

[/spoiler]

Dan akhirnya, pada tahun 1934, sebuah patung dari perunggu pun didirikan di Shibuya station untuk mengabadikan Hachiko, sebagai simbol dari loyalitas dan kesetiaan. Patung ini terkenal banget di Jepang, biasanya digunakan sebagai meeting point, “See you at Hachiko at noon”.

Yap, yang suka nonton dorama atau baca komik pasti deh pernah denger tentang patung ini, including me ^^. Tapi, baru sekarang tahu kisah di baliknya, padahal dulu juga pernah dibuat filmnya, Hachiko Monogatari (1987). Yah, umur gw baru setaun itu, pantes lah ya kalo belum nonton.

Btw, gw menemukan satu fakta menarik, well, I found it rather funny actually ;p

During the World War II, the statue was melted down to help the Japanese military. A new statue was returned to the Shibuya station in 1947.

“Ah, itu ada patung perunggu, lumayan buat bahan senjata, sini, sini, dilelehkan dulu aja”. Ckckck. ^^;

Hachiko ini jenis anjing Akita, ras yang berasal dari Jepang. Ciri khas nya mungkin terletak pada kupingnya yang tegak *menurut gw mukanya mirip Siberian Husky >.<* dan ekornya yang ‘mlungker’. Sejak dulu, Akita dipercaya memiliki koneksi khusus dengan majikannya, bahkan disebutkan bahwa merekalah yang memilih majikannya, dan setelah itu akan setia sepenuhnya pada sang majikan. Anjingnya shogun katanya sih dulu ya jenis Akita ini.

Japaneseakita

Memang, di film ini yang bikin nangis-nangis adalah akting, mata dan ekspresi sang pemeran Hachiko, yang… top buanget!! Dari awal film aja gw udah dibuat nangis-nangis, bukan karena sedih, tapi karena pengen punya puppy yang selucu itu, ahahahah…

Do you have trouble with crying, like.. you wanna cry but you just can’t? Then you should try this movie 🙂 Mengutip kata-kata salah satu iklan susu, “It works!”

4 thoughts on “Hachiko: A Dog’s Story

  1. paramitopia says:

    hehe.. penasaran kalo cowok yang nonton bakal berkaca-kaca ga ya? ;p
    btw, abis itu sang mama membujuk buat nonton ‘My Name is Khan’ juga, tp saya menolak, bisa bengkak ga keruan matanya, ahahahah…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *