Morning Wisdom

rocky-path

Mungkin karena semalam tidur dengan amat sangat nyenyaknya, ketika bangun tiba-tiba mendapat semacam pencerahan.

Hummmh, sebelumnya, sedikit flashback dulu deh ya ;p

Sedari dulu, semua cita-cita yang gw buat adalah dalam jangka pendek. Ga pernah terpikir, akan menjadi apakah gw dalam berpuluh-puluh tahun mendatang. Kalau cita-cita jaman TK-SD sih “mau jadi arsitek!!”, dan “mau mbangun rumah buat Papa Mama” ^^. Walaupun pilihan kedua SPMB gw memang Teknik Arsitektur, entah kenapa nyasarnya malah ke Teknik Informatika :))

Setelah masuk kuliah, tujuan hidup masih tetap ga jelas. Untungnya, kuliahnya ternyata cocok dengan minat dan bakat, ga salah jurusan lah pokoknya. Setelah 2 tahun kuliah, mulai memikirkan apa yang akan dilakukan setelah lulus nanti. Akan lanjut S2 kah? Atau langsung terjun ke dunia kerja?

Karena ga ketemu jawabannya, akhirnya membuat cita-cita jangka pendek “mau cari beasiswa ah, biar bisa bayar kuliah sendiri”. Dan setelah mendapat beasiswa, ternyata ada kontrak ikatan kerja dengan perusahaan pemberi beasiswa, selama 2,5 tahun. Hooo, berarti jalan gw setelah lulus adalah langsung bekerja, begitu pikir gw saat itu.

Setelah bekerja selama 1 tahun, masih belum juga terbayang akan jadi apakah gw di masa mendatang. Akhirnya membuat cita-cita “mau jalan-jalan ke Eropa, sambil S2 deh”. Dan ternyata, insya Allah impian itu akan segera terwujud ^^. Dengan beasiswa tentunya, ga sanggup kalau bayar sendiri. Sayangnya, ikatan kerja gw belum selesai :(. Jadi dalam 4 bulan mendatang, gw harus mengumpulkan pundi-pundi untuk membayar denda, sekaligus mengumpulkan modal untuk masa awal di sana, sebelum beasiswanya cair.

Dan dengan terbukanya jalan gw untuk S2 inilah, tujuan hidup gw mulai terlihat jelas πŸ™‚

Sebelumnya, gw sempat berpikir bahwa gw akan menjadi wanita karir, yang mengejar puncak karir, di perusahaan top internasional. Menikah dan mempunyai anak akan menjadi prioritas terendah. Dengan gaji yang mumpuni, dan kehidupan bebas tak terikat, gw bisa travelling kemana-mana dan membeli barang apapun semau gw. Menjadi sukses!

Tapi…

Setelah dipikir-pikir, itu bukan lagi definisi ‘sukses’ dalam kamus gw. Mungkin dulu iya, tapi sekarang definisi itu sudah berubah. Gw ingin menjadi wanita yang seperti Mama. Ibu rumah tangga yang 100% mendukung suami dan anak-anaknya. Mungkin, kalau dulu gw ditinggal bekerja dan diasuh oleh babysitter, tidak akan ada Paramita yang sekarang ini πŸ˜‰

Tapi, tentu saja definisi ‘ibu rumah tangga’ dalam kamus gw akan ada sedikit modifikasi ;p. Soalnya, gw tipe orang yang bingung setengah mati kalau ga ada kerjaan. Menurut gw, karir yang mendukung untuk tetap bisa menjadi full-time-mom adalah… berwirausaha ^^. Mungkin, seperti impian gw sebelumnya, punya kos-kosan.

Dibutuhkan modal yang cukup besar untuk impian yang ini, jadi menurut gw penghasilan tetap juga harus tetap ada. Dan gw memutuskan profesi dosen sebagai sumber penghasilan tetap ^^. Ya, dosen. Gw yang dulu selalu berkata “ga mau ah jadi dosen! mau jadi wanita karir aja”, sekarang malah tertarik dengan profesi yang satu ini. Betapa waktu bisa mengubah cara pikir seseorang ^^; Lagipula, eyang kakung yang seorang dosen memang ingin ada cucunya yang mengikuti jejaknya.

Setiap orang punya jalan hidup masing-masing. Bagi sebagian orang, jalan di depan mungkin sudah jelas akan menuju ke mana, tapi bagi sebagian orang yang lain jalan itu masih tertutup kabut tebal. Saat ini, kabut yang menutupi jalan gw sudah mulai tersibak sedikit. Dan langkah gw sudah mulai pasti akan menuju ke satu arah. Tapi tidak menutup kemungkinan bahwa di suatu titik langkah gw tiba-tiba membelok, menuju arah yang lain πŸ˜‰

Dan jalan itu, tidak terbentuk dengan sendirinya. Mungkin jalannya memang sudah ada, tapi kalau tidak ada usaha dari diri kita untuk membuka gerbangnya, ya jalan itu tidak akan pernah bisa kita lewati. Menurut gw, langkah awal dalam menemukan jalan yang ingin dilewati adalah dengan bermimpi *maksudnya bukan nunggu wangsit loh ya, tapi memiliki impian*. Langkah kedua, memastikan bahwa gerbang menuju jalan tersebut bisa dibuka dan jalan itu bisa dilewati. Langkah ketiga, mengerahkan segala daya upaya untuk membuka gerbang tersebut.

Terkadang, sekeras apapun usaha kita untuk membuka, gerbang tersebut tetap bergeming. Jika demikian, tak ada salahnya untuk meninggalkan gerbang tersebut dan mencari jalan lain, karena jalan itu mungkin memang bukan yang terbaik untuk kita.

Teruntuk adikku tersayang, yang mungkin merasa bahwa jalannya masih terhalang kabut yang sangat tebal, you’ll find your way, trust me πŸ˜‰ Dan jangan lupa untuk mengerahkan sekuat tenaga untuk membuka gerbang menuju jalan itu kalau sudah ketemu ya…


“Without leaps of imagination, or dreaming, we lose the excitement of possibilities. Dreaming, after all, is a form of planning.”

~ Gloria Steinem

7 thoughts on “Morning Wisdom

  1. 2cool says:

    pertamax. πŸ˜€

    ikut setuju mit jadi dosen, itu adalah salah satu pekerjaan yang bisa menyeimbangkan kehidupan pribadi dan kerja, serta bisa jadi ibu yang betul-betul bisa mendampingi keluarganya.

    en, wiraswasta juga bisa jalan kok walaupun udah jadi dosen.

    hooo.. berangkatnya 4 bulan lagi toh, hiks… :'(

  2. paramitopia says:

    hehe.. tentu doong, usaha kos-kosan nya tetep jalan walaupun jadi dosen, kan bisa promosi:

    “anak-anak, kalau lagi cari kos di tempat saya aja, nanti kalau ada yang ga ngerti kan bisa langsung tutorial”

    wakakakak…

    iya, 4 bulan lagi, huks..

  3. anggriawan says:

    hahaha.. akhirnya dipublikasiin juga ya, mit.. πŸ˜€
    beberapa bulan yg lalu pas ada rumor pengumuman EM dah keluar kok aku ada feeling kmu dapet, ternyata beneran toh.. πŸ˜€
    congratz yak.. πŸ™‚

  4. uul says:

    jiahhh…tinggal 4 bulan lagi tokh..
    selamaaatttt
    semangaat y mit .. (ngumpulin pundi2 untuk bayar denda :p)
    dan semoga sukses dsana (n gak kecantol bule perancis :)) )

Leave a Reply to anggriawan Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *