Winter Holiday: Captured Moments

Hola! Buongiorno! ^^

One thing that I like from France is… there are so many holidays! :)) This time I had two weeks of holiday, which is *maybe* the winter holiday. Later there will be another 3 weeks of holiday in the end of April, which is the spring holiday. And holiday means… spending quite a lot of money for trip, sigh -_-. But the view and the experiences I got are totally worth it ^^.

In this 9 days trip I’ve visited 6 cities, in 3 countries *Vatican City is a country, rite?*, which are: Barcelona, Rome, Vatican City, Pisa, Florence (Firenze), and Venice (Venezia). Here are the captured moments…

[cincopa A0AAXhaN4AdH]

And now, the story behind. Seperti biasa, kembali ke mode Bahasa Indonesia :)).

The Story Behind #1: Beauvais is not in Paris!

Ketika merencanakan trip ini, tentu saja transportasi yang dipilih adalah yang paling murah. Dan ternyata, terkadang justru via pesawat ongkosnya lebih murah *tentu saja dengan maskapai andalan para low-budgeter: Ryanair! ^^v*. Dari Paris, harus berangkat dari airport Paris Beauvais Tille, jauuuh banget dari Paris, sekitar satu jam lebih naik kereta. Yap, Beauvais itu kota kecil, airport-nya pun kecil, hanya 2 terminal.

Rencana kami menginap di airport, karena pesawat ke Barcelona berangkat esok paginya, gagal total. Karena airport-nya tutup jam 12 malam. Saya sudah berpengalaman dengan situasi macam ini, seperti waktu di Madrid ^^;. Masalahnya, waktu itu dinginnn, anginnya kencang, dan Beauvais kota kecil. Terpaksa cari hotel untuk menginap semalam. Untung ada teman untuk sharing bayarnya ;p.

The Story Behind #2: I love Barcelona! Except for the airport -_-

Barcelona is a great city ^^. Metro di Barcelona lebih bagus daripada metro di Paris. Hasil karya Antonio Gaudi yang tersebar di penjuru kota benar-benar menjadi sumber inspirasi. Kalau saja saya dulu konsisten dengan cita-cita saya sebagai arsitek, saya pasti puas berat bisa melihat langsung hasil karya Mbah Gaudi. Sayangnya waktu masuk ke Casa Batlló, kamera saya baterainya habis >_<.

Tempat nongkrong favorit saya… Museu Nacional d’Art de Catalunya (MNAC). Mirip dengan Sacré Cœur di Paris, kita bisa melihat pemandangan Barcelona dari atas yang wuow banget *apalagi waktu itu langitnya cerah*. Ditemani alunan gitar akustik, rasanya betah deh nongkrong berjam-jam.

[cincopa AsGAEhKQ445g]

Masalah muncul waktu mau naik pesawat ke Rome. Sudah lama mengantri di counter check-in baggage, ternyata harus ke counter ticket & passport check yang terpisah, antri ulang deh. Begitu mau check-in baggage, katanya teman saya belum bayar untuk tambahan bagasi, karena tidak ada di daftar nama *dalam bentuk kertas*. Masalahnya counter itu ga online, jadi ga bisa dicek. Teleponnya pun tampak susah nyambung -_-. Pegangan si mbak itu ya cuma kertas daftar nama. Akhirnya, karena sudah waktunya boarding si mbaknya langsung menyuruh kita naik ke atas. Dan kita pun lari-lari nenteng koper…

The Story Behind #3: Rome doesn’t like us T__T

Selama kami di Roma, tiada hari tanpa hujan. Flu saya tambah parah deh jadinya. Gairah jalan-jalan menurun, foto-foto juga hasilnya ga terlalu bagus, karena langitnya ga oke. Huh. Dua kali mencoba masuk Colosseum, gagal, karena sudah tutup. Antrian untuk naik ke kubahnya St. Peter’s Basilica menghabiskan waktu sejam lebih. Dan setelah itu masih harus menaiki 551 anak tangga untuk sampai ke puncaknya. Tapi terbayar sih dengan pemandangannya yang… wow ^^.

Yang cukup mengobati kekecewaan adalah… pasta dan pizza yang super lezat! :9 Roma terkenal dengan daerah Trastevere-nya, yang penuh dengan restoran dan pizzeria, dengan harga yang cocok di kantong dan rasa yang spektakuler. Mamma mia!

Oh, saya juga sempat mencoba, ehem… liquor khas Southern Italy. Sungguh saya ga tahu kalau itu minuman beralkohol. Gara-gara flu, tenggorokan rasanya ga enak. Begitu melihat tulisan limoncello di menu, saya kira sejenis lemonade yang enak di tenggorokan. Ternyata… ^^; Enak juga sih, hangat, karena cuaca kan dingin banget tuh ;p. Tapi menurut saya dia lebih keras dari wine, karena satu gelas kecil saja bisa membuat kepala saya berputar-putar.

The Story Behind #4: Nightlife at Firenze

Akhirnya, kota (tidak terlalu besar) yang ‘hidup’ di malam hari, maklum, biasa tinggal di Nancy yang seperti kota mati setelah jam 8 ^^. Jalan-jalan malam pun terasa menyenangkan karena, orang-orang masih ramai berseliweran, toko-toko masih buka, musisi jalanan masih semangat bermain musik.

Dan hostelnya super duper nyaman. Songgiorno Primavera namanya, saya rekomendasikan untuk yang mau ke Florence. Sayangnya kami cuma menginap semalam  di sini.

The Story Behind #5: Carnevale di Venezia!

Kami benar-benar tidak menyangka kalau masih sempat merasakan karnaval di Venice, karena kami tiba hari Senin, biasanya kan karnaval di waktu weekend ya. Tapi ternyata oh ternyata, karnavalnya sampai hari Selasa! :))

Pantas harga hostelnya melonjak parah. Jadilah kami memilih hotel di Mestre, main island. Harus naik bus (kurang dari setengah jam) atau kereta (5 menit) dulu untuk sampai di Venezia, kepulauan berbentuk ikan itu. Suasananya benar-benar festive, hampir semua orang memakai kostum, topeng, atau face painting. Kostumnya pun bervariasi, tidak hanya kostum khas Venezia, rasanya hampir seperti halloween party, atau cosplay ^^.

Sempat disuguhi pertunjukan tango selama satu jam. Salut dengan penari-penarinya, terutama yang wanita. Tahu kan dress untuk tango yang seksi-seksi itu, yang punggungnya terbuka dan belahannya sampai pinggang. Saya dengan jaket tebal saja masih menggigil kedinginan *suhu kira-kira 3°C*. Lalu, siapa sangka koreografi tango bisa digabung dengan permainan bola? ;p

[cincopa AgJA2iqO4UIr]

Ke Venice belum lengkap rasanya kalau belum naik gondola, apalagi sambil pake kostum kan ;p. Tapi begitu sang supir gondola menyebut angka 80, kami langsung menelan ludah terus buru-buru pergi. Bertanya ke supir gondola yang lain, dia menyebut angka 150 *pingsan*. Walaupun harganya lalu turun dan turun mentok di angka 60. Tetap saja mahal karena kami cuma berdua *30 seorang? hahah, no way*. Batal deh, lagipula liburan kali ini bukan dalam rangka liburan romantis. Nanti saja naik gondolanya sama pasangan *amiiin* ;p.

Terakhir, bukan paramitopia namanya kalau ga nyasar, ahahaha. Enaknya ada teman, saya mengandalkan si teman untuk: di halte mana harus turun dari bus. Masalahnya ketika itu bus penuh sesak, gara-gara karnaval. Di satu halte, saya udah punya feeling, kayaknya harus turun nih, tapi ga yakin. Sudah di pintu bus, dan didorong-dorong oleh orang yang mau naik. Saya cari-cari kepala si teman, ga kelihatan >_<. Akhirnya tetap di bus deh, ga turun.

Habis itu saya keasyikan nonton orang Italia berantem di bus *duh, coba saya ngerti bahasanya*, sampe ludah-ludahan. Kasihan orang di sekeliling mereka, untung saya jauh. Lalu bus pun mulai sepi, dan teman saya benar udah ga ada di atas bus. Waduh, kelewatan nih haltenya. Akhirnya turun, cek peta rute bus, ternyata kelewat lumayan jauh, hahah. Langsung deh cari halte bus yang ke arah balik.

Begitu sampai hotel, teman saya bilang, kalau tadi itu dia di sudah di luar bus sambil melambai-lambai, melihat saya di pintu bus, tapi entah kenapa kok ga jadi turun. Terus dia panik, hahaha, maaf ya Himsky! :)).

——-

Karena travelling kali ini tiga kali naik pesawat, bawaannya pun harus di-upgrade dong ya, bukan ransel seperti waktu liburan akhir tahun kemarin. Sehari sebelum berangkat saya beli koper mungil di Auchan seharga €9.90 saja! ^^ Alhamdulillah sampai pulang kopernya masih baik-baik saja, belum jebol.

Dan selama perjalanan ini saya memanjat 3 tower: kubah St. Peter’s Basilica, leaning tower of Pisa *tiket naiknya mahal banget baidewai, tiket paling mahal nih rasanya*, dan bell tower of Florence, dengan jumlah total anak tangga… 1259! Kaki gempor, jelas. Makanya dua hari setelah pulang ini saya ngendon di kamar ga kemana-mana. Istirahat dulu kakinya ;p.

 

 

?

5 thoughts on “Winter Holiday: Captured Moments

  1. nyun says:

    uuu…quick short trip yak, baca ceritanya disini kok berasa buru-buru ngejar target jalan-jalan kesana kemari..hihi. all in all, seruuu!! 🙂

  2. paramitopia says:

    @anug: wuoh, rasa pizza-nya yaa, ohlala… nyammm *bikin tambah pengen* :))

    @lafra: hoya? bagus.. bagus.. untung ga masuk ;p

    @mbak nyun: iya, kalo trip harus gitu, seminimal hari, sebanyak mungkin tempat, maklum… low budget ^^;

    @mbak erva: ahahaha, iya tah? aku denger lagunya malah inget Endless Love ^^

Leave a Reply to rani Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *