Berenang di Negeri Orang

Ehem, sebenarnya… saya ragu mau menuliskan cerita ini, malu :”> Tapi gapapa, namanya juga pengalaman.

Kemarin, saya dan teman saya, sebut saja Mawar (bukan nama sebenarnya) *si teman gak mau dipublikasikan, malu katanya, hihi*, mau mencoba berenang di negeri orang untuk pertama kalinya. Jujur saja, saya butuh olahraga, lemak sudah menumpuk dimana-mana ^^; Jogging? dingiiin… Kalau berenang kan airnya hangat, indoor pula. Jadi, dengan semangat empat-lima kami menuju Nancy Thermal.

Ada 3 macam kolam renang di Nancy Thermal: outdoor, Piscine Ronde (gambar di atas), dan Piscine Olympique. Kolam bundarnya kemarin masih direnovasi, jadi kami menuju kolam indoor yang satu lagi, Piscine Olympique. Karena pelajar, harga tiket masuknya lebih murah, hanya €2.35.

Masuk ke dalam, ruang gantinya bersih. Di setiap bilik ganti ada pintu yang menuju ruang loker. Dan kebodohan saya mulai di sini ;p. Karena mau ganti baju, otomatis saya memastikan kedua pintu dalam keadaan terkunci dong ya. Anehnya, setiap saya cek, kuncinya dalam keadaan terbuka. Kunci pintu, lanjut ganti baju, tengok pintu yang satunya lagi… kuncinya lagi-lagi terbuka. Setelah beberapa kali bolak-balik mengunci, baru sadar kalau mengunci salah satu pintu, otomatis pintu satunya terbuka… sigh. Aneh. Akhirnya terpaksa ganti baju sambil waspada.

Selesai ganti baju, mau menyimpan barang di loker, bingung lagi. Lokernya kok ga bisa mengunci yaa, mungkin rusak. Coba loker lain, sama saja. Lalu sadar, ada tulisan €1 di belakang pintu loker. Yap, ternyata harus memasukkan koin €1 sebagai deposit supaya lokernya bisa dikunci.

Karena disediakan semacam gantungan dengan kotak kecil di bawahnya, saya kira gantungan itu tempat meletakkan barang-barang pribadi, atau handuk. Sambil menenteng gantungan saya melenggang pede ke kolam renang. Waktu sedang mencari-cari tempat meletakkan gantungan itu, saya melihat teman saya sedang berbicara dengan… sebut saja ‘mademoiselle kolam renang’.

Ternyata, teman saya tidak boleh berenang karena baju renangnya, uhm… kurang seksi. Hahah, ga deng, maksudnya, karena baju renangnya model… duh, susah menjelaskannya, yang sampai paha itu loh, bukan model potongan tinggi. Baju renang saya model potongan tinggi, tapi saya memakai short pants juga, jadi kalau memang mau berenang harus dilepas. Dan… gantungan yang saya bawa-bawa itu memang harusnya untuk disimpan di loker, hihi. Huhu, maluu…

Teman saya diberi tahu kalau bisa membeli baju renang dengan harga €10 saja. Sementara saya buru-buru menuju loker untuk menyimpan si gantungan itu. Tapi terus sadar, jadinya berenang atau ga yah, karena jujur saja, saya ga terlalu pede dengan model baju renang saya tanpa short pants ;p.

Waktu mau berdiskusi dengan si teman, dia menghilang. Akhirnya saya berputar-putar di ruang loker sambil kebingungan mencari si teman. Sumpah itu ruang loker benar-benar kayak labirin. Akhirnya dibantu sama tukang bersih-bersih. Dia bertanya nama teman saya siapa, terus dia teriak-teriak manggil nama teman saya itu, dengan ejaan yang salah ^^; Tiba-tiba satu pintu bilik ganti terbuka… lah, teman saya berubah jadi bule :))

Akhirnya ketemu juga teman saya yang ternyata sudah siap-siap ganti baju. Terpaksa rencana berenang hari itu kami batalkan, padahal nyemplung saja belum. Yasudah, saya pun menuju loker saya untuk ganti baju juga. Tapi… lagi-lagi kebingungan karena lokernya ga ketemu >.<. Dibantu lagi deh sama tukang bersih-bersih mencari loker saya, hihi. Dudul.

Yak, begitulah pengalaman kami (nyaris) berenang di negeri orang. Sampai sekarang saya masih ga ngerti deh, apa ya alasannya model baju renang teman saya itu dilarang? Dan sepertinya peraturan di semua kolam renang seperti itu, karena si ‘mademoiselle kolam renang’ bertanya, “Memang di kolam renang mana yang memperbolehkan baju renang model itu?” -_-

Tapi tapi… saya sudah terlanjur investasi beli perlengkapan renang yang harganya lumayan nih, jadi sayang kalau ga dipakai. Mungkin 2 minggu lagi saya bakal ke sana lagi, semoga orang-orang di sana sudah lupa dengan insiden kemarin, hehe…

2 thoughts on “Berenang di Negeri Orang

Leave a Reply to sindu Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *