My Web Design Projects

Web design, dunia yang baru saya kenal di semester pertama kuliah, ketika mengikuti mata kuliah Pemrograman Web. Dan sejak itu, saya langsung jatuh hati ;). Kalau sudah ‘bergumul’ dengan HTML, CSS, Javascript, atau PHP, dan tentu saja.. digital image editor favorit saya, Photoshop, rasanya sulit untuk berhenti. Biasanya sih ga akan berhenti sampai saya cukup puas dengan hasilnya, walaupun bisa menghabiskan waktu berjam-jam di depan monitor dan keyboard.

Hasrat mendesain web ini dulu saya salurkan lewat proyek dan tugas di beberapa mata kuliah. Lalu setelah bekerja saya iseng membeli domain dan hosting, dan menyalurkan hobi saya di situ. Kalau sudah bosan dengan desainnya, dan punya waktu luang plus ide, pasti saya sempatkan untuk mendesain ulang. Just for fun ๐Ÿ˜€

Dimulai secara tak sengaja oleh permintaan seorang teman untuk membuatkan wedding website, dan pesanan-pesanan selanjutnya yang menyusul, saya mulai ‘menjual’ hobi saya. Getting paid while having fun? Why not? ๐Ÿ˜‰

Sejauh ini, baru 3 website yang saya kerjakan. Masih amatir, ehem ;p. Dua di antaranya wedding website,ย jokomirawedding.com dan reishafatoni.com *kalau sudah tidak bisa dibuka berarti domainnya expired, maklum, wedding website ;p*. Sedangkan yang terakhir (masih belum selesai), dokteranakku.net, sejenis blog berisi artikel tentang kesehatan anak.

Semuanya punya ciri khas desain yang sama, gambar ruangan dengan detail sesuai dengan isinya. Dan semuanya mengandalkan keingintahuan user untuk menemukan link menuju ‘sesuatu’ jika diklik. Mulai bosan sih dengan ide ini, ingin mendesain sesuatu yang lain, tapi nanti dulu deh ^^;

Nah sekarang… yiuks ah, lanjut ke bagian curcol-nya ;p

Yang namanya hobi, sesuatu yang membuat kita senang kalau dilakukan *bikin hidup jadi lebih hidup… tsahh! ;p*, kalau dijadikan pekerjaan tentu saja kadar kesenangannya jadi berkurang. Misalnya, secinta apapun seseorang dengan programming, kalau sudah dikejar deadline atau dicereweti klien, siapa sih yang gak stress? ๐Ÿ˜‰

“Your wishes are my commands”ย *wink*

Adalah moto yang selalu saya pegang selama proses penggarapan website. Karena setahu saya, dalam bisnis apapun, kepuasan pelanggan adalah yang utama. Tapi, dalam pelaksanaannya, moto ini susaaaaaaah sekali diterapkan. Menerjemahkan keinginan klien dan menggabungkannya dengan ‘selera’ diri sendiri, bukan hal yang mudah. Apalagi kalau tiba-tiba, dua keinginan ini bentrok. Harus dipertimbangkan baik-baik keinginan mana yang didahulukan, lebih baik lagi kalau bisa dicari ‘win-win solution’-nya.

Lalu, terkadang ‘wishes’ dari klien juga butuh untuk dikerjakan segera. Yah, kalau soal ini sih memang sudah kewajiban saya, jadi ga bisa mengelak dan mengeluh. Kalau sudah deadline ya mau bagaimana lagi, bukan begitu? ๐Ÿ˜‰

Terus belajar.. dan belajar lagi..

Salah satu manfaat yang saya dapatkan dari proyek-proyek ini, rasanya seperti diberi kesempatan untuk belajar dan mengeksplorasi hal-hal yang baru di dunia pemrograman web. Di setiap proyek saya pasti mendapat ilmu baru, that’s fun! ^^

Beberapa tools yang saya temukan dan saya gunakan:

Tak lupa juga.. HTML5! Makes everything easier ๐Ÿ˜‰.

Blogspot, Migrasi? Tidak?

I’m so sorry, this will sound a bit technical, just skip it if you’re not interested ;).

Jadi begini, untuk proyek terakhir, tujuannya adalah supaya user bisa mengakses artikel yang sudah terkategorisasi, via halaman utama yang dibuat seperti ruang praktek dokter anak. Masalahnya, artikel-artikel itu bertempat di blogspot *kalau wordpress mungkin lebih gampang >.<*.

Dengan asumsi user bisa membaca artikel via domain dan hosting yang baru, bukan cuma nge-link ke blogspot, berdasarkan informasi yang saya kumpulkan, ada beberapa solusi:

  1. Migrasi total ke self-hosted wordpress. Pertimbangannya, klien harus pindah environment dari blogspot ke wordpress.
  2. Menggunakan plugin di wordpress supaya wordpress bisa berfungsi sebagai RSS fetcher. Klien bisa tetap posting blog via blogspot, tapi artikel bisa terambil dan tersimpan di self-hosted wordpress. Atau mungkin ga perlu install wordpress juga bisa, cukup membuat simple RSS fetcher code, server side scripting. Masalahnya, hosting gratis yang sekarang dipakai, tidak mengijinkan koneksi ke remote server. Jadi intinya, harus upgrade hosting, wajib bayar lah istilahnya.
  3. Menggunakan Google Feed API. Sama seperti poin nomor 2, hanya saja karena Google Feed API ini menggunakan AJAX, client side scripting, tidak perlu meng-upgrade hosting. Bisa tetap menggunakan hosting gratisan. Kerugiannya, fungsi webnya jadi hanya sebatas RSS reader, ga akan bisa terindeks di search engine.

Hosting gratis yang sekarang digunakan adalah paket Chocolate di freehostia.com. Solusi terbaik sebenarnya solusi kedua, sayangnya harus bayar. Atau mungkin harus cari-cari hosting lain yang gratis dan tanpa batasan koneksi ke remote server kali ya. Untuk sementara sih masih menggunakan solusi ketiga, tanpa pindah tanpa bayar >.<.

Testing & Debugging

Di proyek apapun pasti perlu ya tahapan ini. Tester utama tentu saja sang klien. Tapi saya juga punya beberapa orang terdekat yang saya minta menjadi tester, untuk memberi masukan dan laporan bug yang kadang terlewat oleh klien.

Lalu, karena salah satu aspek penting dalam mendesain web adalah cross-browser, alias mampu tampil oke di semua browser, di laptop saya jadi lengkap.. semua browser ada dan selalu ter-update. I have to say that Internet Explorer becomes the source of the problems most of the time ^^;

Loading time juga penting, untungnya ada software untuk simulasi berbagai jenis kecepatan internet. Karena waktu di Nancy, kecepatan internetnya super dahsyat, perlu diturunkan untuk mensimulasikan loading time dengan koneksi internet di Indonesia ;p. Sekarang di Bolzano sih ga beda jauh -_-, bahkan kadang mungkin jauh lebih lambat, huks.

Web Designer = Web Developer = Web Consultant?

Yap, karena saya benar-benar baru dalam dunia ini (designing web commercially), saya masih belum mengerti definisi dan pembatasan secara jelas dari yang namanya ‘web designer’. I love to design, and to develop it *actually I’m kinda hooked on programming ;p*, but act as a consultant? Err… I’d rather avoid it.

Sayangnya, di proyek ketiga, klien saya bukan orang IT (dua klien sebelumnya teman seangkatan sejurusan di kampus ;p). Bisa dibilang.. proyek terakhir ini penuh tantangan. Saya harus bertindak sebagai konsultan, menjawab pertanyaan-pertanyaan klien dengan bahasa yang mudah dimengerti, memberi berbagai solusi dan pertimbangannya… professionally. And most likely… I failed ^^; Well, intinya saya masih harus banyak belajar untuk yang satu ini.

*******

“So, should I officially announce paramitopia inc.?”
“No, no, no! Finish your master study first, then after that.. you can do whatever you want with your time.”
“Uhm.. yeah, you’re right..”

7 thoughts on “My Web Design Projects

  1. fetty says:

    Mit,pa kbr?? Keren2 designnya.mit. Jadi pengen belajar juga. Mo nanya boleh ya,punya referensi ebook buat desain wordpress yg enak dibaca gak,mit??selama ini nemunya yg bkn bingung. tengkyu ya ๐Ÿ™‚

    • paramitopia says:

      maksudnya wp theme? dulu waktu mau bikin juga sempet cari2 di google “how to create wordpress theme”, agak susah ngikutin tutorialnya..

      akhirnya.. cari wp theme yang super simple tapi strukturnya bagus, terus baru deh diubah dikit2, sambil ngeliat tutorial hasil nyari di google ^^

  2. beoding says:

    wah keren desainnya. tapi ya itu penting, ketika menghadapi client yang bukan IT atau orang desain, menjelaskan sesuatu yang teknikal menjadi lebih mudah dan lebih menggunakan bahasa manusi.

    Salam kenal

    • paramitopia says:

      heyy.. hehe, pengen sih desain2 lagi, tapi sampai akhir semester ini masih sibuk banget >_< dan beberapa proyek terlantar
      baru bisa tahun depan deh… semoga tahun depan masih pengen dibikinin desainnya, hehe..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *