Let's Go Skiing!

Setelah 2 minggu berkutat dengan nyeri punggung, pinggang, leher, kaki *iyaa, seluruh badan >.<*, akhirnya badan terasa normal lagi dan jari-jari ini sudah bisa luwes untuk mengetik tentang pengalaman ski pertama saya. It was fun! Tapi si badan, yang tak pernah diajak berolahraga sebelumnya, benar-benar menderita setengah mati setelahnya.

Untungnya saya tinggal di Bolzano, tak perlu jauh-jauh sudah bisa merasakan bermain ski di the Alps, hihi. Jadi, ski resort yang kami kunjungi yaitu Carezza Ski, terletak di pegunungan Dolomites, yang mana merupakan bagian dari Southern Limestone Alps. Hanya sekitar 1 jam perjalanan dengan bus dari pusat kota.

Yak, berfoto dulu sembari menunggu bus. Kostum kami kalau digabung bagai bendera Perancis, hahah *harusnya ijo nih biar pas ;p*. Perhatikan wajah saya masih bersemangat riang gembira, belum menyadari penderitaan yang menanti…

Biaya yang dikeluarkan untuk ski di sini menurut saya tidak terlalu mahal, jika dibandingkan dengan pengalaman ski teman saya di Korea ;p. Di samping investasi untuk kostum tentunya, hihi. Kebetulan saya nemu satu setel jaket dan celana khusus untuk ski *dua-duanya waterproof dan windproof*, diskon 50% jadi tinggal €120. Sudah paling murah itu, dan cuma ada warna putih *ga bisa milih warna-warna centil, huks*, harga asli tanpa diskon mah bisa bikin sesak napas. Dan sepertinya itu ukuran anak-anak jadi lebih murah ^^;.

Kami sepakat membeli half day ticket pass, dari jam 12.30 sampai 17.00, seharga €24. Dan dengan tiket tersebut kami bebas naik skilift manapun. Sedangkan untuk biaya sewa peralatan, total €19, €6 untuk sesuatu dan €13 untuk sesuatu *hahah, maaf ga ngerti, bahasa Italia sih ^^;*.

Tapi tapi.. waktu kami melihat detail yang harus dibayar, 2 dari yang seharusnya €13 itu didiskon jadi hanya tinggal €7, dan ada keterangan JUNIOR. Menurut saya sih, itu karena 2 dari kami tingginya di kisaran 1 setengah meter, ahahaha. Memang panjang papan ski itu disesuaikan dengan tinggi badan, dan disetel menurut berat badan *soalnya pasti ditanyakan, tinggi dan berat badan*. Jadi, total sewa peralatan yang saya bayar hanya €13 saja. Yah, itulah salah satu keuntungan berbadan mungil, bukan begitu? 😉

Pertama kali mencoba, di baby slope yang isinya anak-anak semua. Naiknya bukan menggunakan skilift, tapi ditarik oleh tongkat yang diselipkan di antara kaki, dan papan ski kita pun masih menjejak tanah. Butuh konsentrasi penuh untuk menjaga keseimbangan, oleng sedikit pasti jatuh.

Yang namanya beginner’s luck itu memang benar-benar terjadi, saya berhasil melepaskan diri dari tongkat penarik tanpa jatuh, lalu meluncur dengan indah sampai bawah. Wuih, kepercayaan diri langsung melonjak, “Ah, ga terlalu susah ternyata” XD. Si teman langsung bersemangat mengajak ke slope yang lebih tinggi, masih berwarna biru sih, yang tandanya masih untuk pemula. Lalu…

Selanjutnya, saya pun jatuh berkali-kali. Si teman a.k.a “instruktur dadakan” punya metode mengajar yang unik. Jadi katanya, untuk memperlambat kecepatan, papan ski harus berbentuk sudut atau segitiga, dan dia menyebutnya bentuk “pizza”. Masalahnya, kalau sudah meluncur, susah mengendalikan papan ski, dan akhirnya cuma bisa berjuang supaya badan seimbang, lalu kalau sudah panik, oleng, pasti jatuh deh.

Setelah sekali jatuh terguling dan kepala sampai benjol, akhirnya saya turun ke tempat penyewaan dan meminjam helm *yang ternyata gratis karena status saya sebagai JUNIOR, hihi*. Karena masih sedikit trauma, saya istirahat sejenak, sementara yang lain sibuk naik turun skilift. Maklum, cuma saya yang benar-benar pemula.

Karena bosan, akhirnya saya naik turun baby slope sendirian, sekalian mengasah kemampuan melepaskan diri dari tongkat penarik dengan lancar, yang ternyata… susah. Selalu dibantu oleh bapak-bapak yang berjaga di situ. Sampai ketika akhirnya saya bisa lepas dari tongkat penarik dan meluncur dengan lancar, si bapak penjaga teriak, “Brava!”, ahahahah. Kayaknya dia sampai hapal dan bosan ngebantuin saya terus. Saya balas berteriak, “Grazie!!” ^^v

Sudah hampir waktunya tutup, dan saya ingin sekali lagi mencoba menjajal slope yang lebih tinggi dari baby slope. Sebenarnya berdua dengan teman, tapi dia berhasil meluncur ke jalur kiri, sementara saya terjebak di jalur kanan… yang lebih susah, banyak gundukannya T__T. Jadilah saya meluncur sendirian.

Kesalahan terbesar saya adalah selalu memilih jalur yang tampak lebih datar. Salah besar, karena setelah itu slope-nya menjadi lebih curam dibanding kalau memilih jalur yang selalu tampak menurun. Ketika sadar, tiba-tiba saya sudah melayang di udara, lalu… hahahah. Untung sudah pakai helm ;p. Papan ski sampai lepas dan sudah bertebaran di mana-mana.

Ketika saya menoleh ke belakang, ternyata saya baru meluncur dari batu yang menjorok, jadi memang tidak ada jalurnya. Pantaslah kalau terbang ^^;. Setelah itu dibantu bangun oleh seorang bapak baik hati dan anaknya. Lalu mereka bilang, sebaiknya saya memilih jalur kiri, karena lebih mudah.

Masalahnya, papan ski saya mengarah ke kanan, dan benar-benar susah untuk mengarahkan ke kiri. Pilihannya antara diam di tempat, atau meluncur ke kanan. Yowes, pikir saya diteruskan saja. Siapa tahu bisa belok ke kiri. Lalu saya meluncur, dan lagi-lagi salah memilih jalur *karena memang belum lancar beloknya ;p*, kali ini jatuh menggelinding karena slope-nya benar-benar curam *curam untuk pemula yaa*.

Kali ini ga ada yang mbantuin, dan sudah mulai sepi jadi ga ada yang lewat, mungkin karena sudah mau tutup. Jadilah saya berjuang sendirian mengumpulkan papan dan tongkat ski yang berserakan, lalu… jalan kaki menyeberang pepohonan ke jalur kiri. I must say, jalan kaki dengan boots seberat 5 kg di tengah salju sambil menenteng papan ski yang ga kalah berat, jauh lebih menderita daripada jatuh karena meluncur.

Setelah menemukan tempat yang cukup datar, pasang papan ski lagi, lalu meluncur… syuuu, tanpa jatuh. Sampai bawah, saya cuma bisa terdiam terpaku. Kaki gemetaran, hihi.

Walaupun penuh perjuangan dan penderitaan… I survived this! mwahahahha…

*Lagi… lagi… akh, sayang musimnya hampir berakhir*

8 thoughts on “Let's Go Skiing!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *