Sama seperti liburan sebelumnya ke Tarakan, alasan berlibur ke Balikpapan kali ini juga dalam rangka menengok sang Pupule. Yap, ‘daerah operasi’-nya sudah berpindah ke Balikpapan, bukan di Tarakan lagi ^^.
Canopy Bridge di Bukit Bangkirai
Bukit Bangkirai merupakan kawasan konservasi hutan Bangkirai yang menjadi salah satu tujuan wisata di Balikpapan. Agak jauh dari kota Balikpapan, sekitar 2 jam perjalanan dengan mobil ke arah kota Samarinda. Pengelolanya tidak lain dan tidak bukan ya perusahaan tempat Papa bekerja, heheh. Lumayan, biaya masuk dan pemandunya gratis ;p. Di kawasan ini rusa/payau dan monyet (lupa nama jenis monyetnya) juga masih berkeliaran dengan bebas.
Daya tarik utamanya: jembatan tajuk alias canopy bridge, yang konon pertama di Indonesia, kedua di Asia, dan kedelapan di dunia. Tingginya sekitar 30 m, dengan platform yang dibangun di sekeliling pohon Bangkirai yang tingginya bisa mencapai 40 – 60 m. Seru! Cukup menguji nyali ^^
Jangan tertipu, hey para pembaca. Si Mama ga ikutan menyeberang tuh, cuma kakinya saja berpose menyentuh ujung jembatan, tapi setelah itu langsung turun lagi, hihi.
Saraba di Tepian Sungai Segah
Salah satu cara menuju Kepulauan Derawan (tujuan selanjutnya) adalah melalui Kabupaten Berau. Jaraknya sekitar 45 menit dengan pesawat dari Balikpapan. Kalau tidak salah hampir sama dengan jarak antara Balikpapan – Tarakan. Berau ini merupakan daerah penghasil batubara.
Sebelum berangkat ke Derawan, kami menginap dulu di sini, dan sempat menikmati saraba di Tepian, sebutan warga untuk kawasan pedagang makanan di tepi sungai Segah. Saraba sebenarnya minuman khas Makassar, pada intinya minuman jahe yang dicampur susu dan telur. Sepertinya minuman khas ini punya nama yang berbeda-beda di setiap daerah: bandrek, bajigur, sekoteng, atau apapun lah itu ^^;
Pulau Derawan yang Menawan
Untuk mencapai Derawan, kami harus menempuh 2 jam perjalanan darat dari Berau menuju pelabuhan Tanjung Batu. Lalu dilanjutkan dengan 30 menit perjalanan dengan kapal menuju Pulau Derawan.
Pulau Derawan sebenarnya merupakan salah satu pulau utama di kepulauan Derawan. Tapi di antara pulau-pulau di kepulauan tersebut, hanya Pulau Derawan dan Pulau Maratua yang punya sumber air tawar. Jadi banyak resort yang dikembangkan di sana. Salah satu yang juga terkenal adalah Pulau Sangalaki, yang terkenal dengan ikan pari manta (manta ray)-nya. Sayangnya karena keterbatasan waktu kami hanya sempat ke Pulau Derawan saja.
Ketika sampai siang harinya, laut sedang dalam keadaan surut sesurut-surutnya. Yap, waktunya bertepatan dengan bulan purnama, ketika pasang surut air laut dalam kondisi maksimal.
Bulan purnama, waktu yang tepat untuk memancing ^^. Karena laut sedang surut, tidak usah menyelam pun terumbu karang beserta ikan-ikannya terlihat dari permukaan, karena airnya juga memang jernih.
Ada cara yang unik untuk memancing penyu mendatangi kita, yaitu dengan… daun pisang! Agak aneh, kok mereka bisa suka ya? Mungkin rasanya mirip ganggang? ;p
Kalau beruntung dan punya niat, sebenarnya kita bisa bertemu dengan penyu di pantai, ketika mereka sedang akan bertelur. Katanya sih malam menjelang dini hari. Saya yang sudah kekenyangan makan ikan bakar, tak sanggup lah kalau harus bangun jam segitu ^^;.
Yap, bapak-bapak yang pergi memancing pulang dengan hati riang, karena kotak tempat hasil pancingan penuh berisi ikan berwarna-warni. Termasuk salah satu di dalamnya (katanya sih) ikan Napoleon. Perhatian: gambar di atas adalah sang Papa pasang aksi memegang ikan Napoleon, padahal mah ga ikutan memancing, hihi. Pssst… setelah masuk perut barulah saya tahu bahwa ikan Naopelon itu salah satu ikan yang dilindungi ;p. Memang enak sih…
Ketika pagi menjelang, dan waktu pulang semakin dekat, rasanya enggan untuk meninggalkan pulau ini. Semoga suatu saat bisa berkunjung lagi, inginnya sih sudah bisa menyelam, jadi bisa berenang bersama ubur-ubur jinak, penyu, dan ikan pari manta.
err… itu manjat tangga pohon sekitar 30M-an? appreciate the efforts deh walopun ga berani nyebrang. hihih.
Iya benaarr, hehe.. Sebenernya lebih ke males sih bukan ga berani, sayang ya padahal udah manjat tinggi2 ^^;
Sist, ada tour ga yah k derawan? Foto u keren” bgt jd pengen ksna…tolong share info donk sist kl tau jalur ksnanya..thx before ya sist…
wah, gatau saya kalo tour, tp yg jelas ke derawan bisa lewat tarakan, atau lewat berau.. dari sana mungkin ada ya paket2 transport (darat+laut) ke derawan.. maaf gabisa bantu banyak ^^;
Pulau derawan kampung mamakkuu hihihii ^^ sayang hijrah kepulau jawa 10 tahon gak bisa jd org laut lagi hmm thankz infonya lumayan ngobatin rasa Rindu ^^
frend’s aku tar mlm mau takbiranan di pulau derawan neh n besok pagi_nya langsung meluncur ke pilau sangalaki,maratua & kakaban…. seruuuuuuuuuuuuuuu
ada yang mau ikut 😀
Ngikutin ceritanya mengasyikan, apalagi menikmati langsung pulau derawannya.
uhm… amazing
kalo saya sih ntar bulan juli ke berau KKN, n nanti mau nyempatin ke pulau Derawan… serruuu