End-of-Year 2010 Holiday: Captured Moments

Finally! I’ve finished compiling all of the pictures taken during the twelve days of my end-of-year holiday. It’s a lot, I know. There are still thousands in my camera’s memory card, but these ones below, I really want to share them with you :”>. I feel it’s kind of a waste to just keep it to myself ;p. So, enjoy!

[cincopa AcKADaqVdCEB]

And now, the story behind…

Ehem, maaf, terpaksa kembali ke mode bahasa Indonesia :)) Rasanya masih kurang jago bercerita dalam bahasa Inggris ;p. Seperti yang sudah saya ceritakan sedikit di sini, total 12 hari saya habiskan berkeliling di 10 kota: Strasbourg, Paris, Barcelona, Cordoba, Granada, Sevilla, Madrid, San Sebastian (Donostia), Biarritz, dan Bordeaux.

Saya rasa foto-foto di atas sudah ‘bercerita’ tentang perjalanan saya. Saya hanya akan menambahkan cerita di 3 kota yang fotonya hanya sedikit atau bahkan tidak ada: Barcelona, Madrid, dan Bordeaux.

The Story Behind #1: Goodbye Sagrada Familia

Kami berangkat dari Paris ke Barcelona menggunakan kereta malam, yang ada tempat tidurnya. Cihuy banget deh bisa tiduran ^^. Paginya, ada pemberitahuan bahwa keretanya sempat berhenti karena cuaca buruk, jadi sampai di Barcelona akan terlambat. Dan ternyata, terlambat sampai 3 jam, seharusnya sampai jam 9 pagi, baru sampai jam 12 :(.

Sampai di stasiun kami langsung membeli tiket menuju Cordoba, dilayani oleh senorita yang gualaknya minta ampun, beuh. Satu-satunya kereta menuju Cordoba terjadwal jam 4 sore. Jadilah kami hanya punya waktu sebentar untuk jalan-jalan. Ditambah lagi, karena sudah waktunya makan siang, kami menghabiskan waktu berkeliling mencari tempat makan. Susaaah banget, hampir semua tutup, mungkin karena besoknya hari Natal. Ugh. Terpaksa mengucapkan selamat tinggal pada Sagrada Familia :((.

The Story Behind #2: Freezin’ Madrid in 03.30 AM – 05.30 AM

Setelah puas berkeliling di Sevilla, waktunya berpisah dengan 2 teman seperjalanan. Mereka kembali ke Cordoba, dan akan melanjutkan perjalanan ke Italia, sedangkan saya… yap, I’m flyin’ solo to Madrid! ^^ Di sinilah petualangan yang sebenarnya dimulai, karena mulai dari sini saya berpetualang sendirian, uwoooh!

Sampai di Madrid jam 1 pagi. Sengaja ga booking hostel karena jam 8 pagi sudah akan berangkat lagi ke San Sebastian. Niatnya sih bermalam di stasiun. Persenjataan sudah lengkap: MP3 player full charged, cemilan, dan buku bacaan. Turun dari kereta, saya mulai mencari-cari tempat ‘ngemper’ yang nyaman. Stasiun sudah sepiii, tak ada orang, dan sayangnya… ga nemu bangku juga >_<. Mulai stress, masa stasiun sebesar ini ga punya ruang tunggu.

Akhirnya menemukan hall besar, dimana ada beberapa orang bapak-bapak duduk-duduk. Akhirnya saya ikutan ngemper di situ. Tak berapa lama, seorang satpam datang, lalu mengusir kami semua keluar. Ternyata… saya ngumpul sama para homeless :)) Setelah terusir saya bingung, jam setengah 2 pagi, sendirian, di jalanan Madrid. Mak.

Untungnya menemukan kafe yang masih buka. Saya pun masuk, minta segelas kopi, lalu duduk-duduk sambil menonton televisi dan mendengarkan orang mengobrol dalam bahasa ‘hola’. Jam 2 mereka mulai beres-beres, angkat-angkat kursi, usiran halus karena mau tutup. Uh oh, terpaksa luntang-lantung lagi di luar.

Karena dingin banget di luar, saya memutuskan untuk hinggap di satu kafe lagi yang buka, yang ramai oleh polisi. Kali ini memesan sandwich supaya bisa agak lama menghangatkan diri di dalam :). Sengaja makan sandwich dan menyeruput kopi perlahan-lahan, sambil sesekali mengobrol dengan senor pelayan yang baik banget. Setelah hampir satu setengah jam, sandwich dan kopi pun habis. Saya tak punya alasan untuk duduk lebih lama :'(.

Kereta menuju San Sebastian berangkat dari stasiun yang berbeda dengan stasiun sampai di Madrid. Rencana awal mau naik metro, karena sepertinya cukup mudah. Tapi karena terusir dari stasiun, rencana berubah. Untuk menghabiskan waktu saya memutuskan… jalan kaki!

Tumben-tumbenan GPS berfungsi dengan lancar, dan jalannya pun mudah, cukup menyusuri jalan besar. Masalahnya, menurut Google map, jarak antara Estación de Atocha dan Estación de Chamartín adalah… 7,5 km! Tapi tekad saya sudah bulat, lumayan, bisa sambil menghabiskan waktu.

Perjalanan jalan kaki pagi buta di Madrid ini akan selalu saya kenang, karena ternyata… berat! Semakin lama ransel semakin terasa berat, suhu terasa semakin dingin (-1 derajat menurut pengukur suhu di jalan), jalanan sepi dan kalau ada orang lewat rasanya deg-degan. Setiap ada halte saya istirahat sejenak. Begitu sampai di stasiun tujuan langsung sujud syukur :))

Setelah naik kereta menuju San Sebastian, niatnya mau langsung tidur, karena habis bergadang, sambil jalan kaki pula. Tapi ternyata 2 gelas kopi sukses menahan kantuk. Ditambah lagi, film yang diputar adalah… Hachiko! Oh ya ampun, tak tahan untuk tak menonton. Dan walaupun di kereta, air mata tetap saja ga ketahan :)). Mata saya bengkak seharian di San Sebastian, makanya satu-satunya foto yang saya pajang pas saya lagi merem ;p.

The Story Behind #3: Bordeaux? Where’s the wine?

Okay, sebenarnya ga ada cerita di sini, karena saya cuma punya waktu 1 setengah jam transit ketika dalam perjalanan dari Biarritz ke Paris ^^; Saya kira bisa jalan-jalan sebentar di sekitar stasiun, tapi ternyata, tak ada apa-apa. Pusat kota pun cukup jauh. Sigh.

Satu hal yang bisa saya ceritakan: toilet di stasiunnya mahal, sama seperti di Paris, 50 sen.

The Story Behind #4: New Year’s Eve dan Penumpang Gelap

“New Year’s Eve di Champs-Élysées” kesannya keren ya? ^^ Tapi percayalah, mungkin lebih keren tahun baruan di Bogor, menurut sang mama fireworks-nya meriah. Detik-detik menuju pukul 00.00 di tanggal 1.1.11, kami antusias menunggu. Lalu, orang-orang mulai bersorak-sorai. Terlihat beberapa muka bingung, melihat sekeliling, karena… ga ada apa-apa, bahkan countdown bersama pun tak ada. Fireworks? You wish. Yang lumayan seru paling ketika saya tersemprot champagne sedikit.

Karena telat booking hostel, saya ga nemu hostel di malam tahun baru dan sesudahnya. Kalaupun ada harganya mahal ga keruan. Jadilah menumpang di rumah teman yang kebetulan keluarganya sedang tahun baruan di London. Saya menginap 2 malam. Di malam kedua, karena besoknya saya sudah akan pulang ke Nancy kereta jam 8 pagi, saya siap-siap tidur. Ganti baju, cuci muka, sikat gigi. Keluar dari kamar mandi tiba-tiba terdengar ketukan di pintu depan.

Saya dan teman berpandangan. Sudah jam 12 malam, satu-satunya kemungkinan adalah… keluarganya pulang! Huwaaah XD. Dan saya sudah siap tidur pakai piyama, hahah. Ga ada masalah sih sebenarnya, karena keluarganya baik. Cuma saya merasa awkward aja ;p

——

That’s all ^^ Oh, dan terakhir, saya mau nyombong. Saya yang biasanya kalau jalan-jalan menginap bawaannya paling banyak, kali ini cukup membawa 1 ransel (kecil, karena sebenarnya ransel laptop) dan 1 tas kecil selempang. Sesekali menenteng 1 tas untuk makanan, cemilan, minum, dan sweater kalau ga perlu dipakai.

Backpacker-an musim dingin memang paling enak, ga perlu sering-sering mandi dan ganti baju ;p

5 thoughts on “End-of-Year 2010 Holiday: Captured Moments

  1. Dini says:

    Waaaah,makin suka baca blognya ini,even kita ga pernah deket..tapi makin tertarik buat baca isi blognya, seruuuu..tangguh sekali cewe sendirian pagi2 di madrid pula,impiaaan semua orang banget siii..well,keep writing ya neng 🙂 *inpired sekalii* “baca mupeng” 😀

  2. rani says:

    sama miiit..di roma juga ga ada countdown new year’s evenya. tau2 udah fireworks aja. kata temen di milan juga kayak gitu. yurop cupu ternyata ya :))

  3. paramitopia says:

    @dini makasiiih 🙂 doain aja semoga ga kenapa2 walaupun suka nekat gini ;p

    @lafra masa?? ih iya cupu, tapi masih mending tuh ada fireworks nya ^^

    • Paramita says:

      Bisa dicek di situsnya: renfe.com. Durasi sekitar 5 jam. Soal harga, tergantung belinya kapan :). Dan waktu itu saya pakai Eurail pass jadi harganya beda (udah lupa juga sih berapa, hehe).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *